cover
Contact Name
Azwar
Contact Email
bimiki@ilmiki.or.id
Phone
+6285340721249
Journal Mail Official
bimiki@ilmiki.or.id
Editorial Address
STIKES Surya Global, Yogyakarta Jl Ringroad Selatan Blado, Balong Lor, Potorono, Kec. Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55194
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia)
ISSN : 23384700     EISSN : 2722127X     DOI : -
Core Subject :
Periodical Indonesian Nursing Students is the official journal of nursing students. The purpose of this journal is to provide a place for students to publish original articles to share knowledge related to improving health care and promoting nursing development. The articles we received include: 1. Original research 2. Literature Review 3. Case Reports 4. Editorial 5. Practical Instructions 6. Advetorial 7. Laboratory Research 8. Refreshing Articles of Nursing The scope of articles published in this journal discusses various topics namely: 1. Basic Nursing 2. Surgical Medical Nursing 3. Childcare 4. Nursing Maternity 5. Psychiatric Nursing 6. Emergency and Critical Nursing 7. Nursing Gerontik 8. Family and Community Nursing 9. Nursing Management 10. Disaster Nursing
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 7 No 1 (2019): Edisi Januari - Juni 2019" : 6 Documents clear
TERAPI BERMAIN MAGGALENCENG SEBAGAI METODE UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG MENJALANI HOSPITALISASI: A LITERATURE REVIEW Musdalipa Musdalipa; Almasari Kanita; Kasmawati Kasmawati
BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) Vol 7 No 1 (2019): Edisi Januari - Juni 2019
Publisher : Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1192.652 KB) | DOI: 10.53345/bimiki.v7i1.23

Abstract

Pendahuluan:United Nations Children’s Fund (UNICEF) (2012) menyatakan bahwa prevalensianak yang menjalaniperawatandi rumahsakitsekitar 84%. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) (2015) menyatakan hasil surveinya berdasarkan Angka kesakitan anak di Indonesia menurut kelompok usia 0-2 tahun sebesar15,14%,usia3-5tahun sebesar 25,8%,usia 6-12 tahun sebanyak 13,91%. Hospitalisasi adalah masuknya individu ke rumah sakit sebagai pasien dengan berbagai alasan seperti pemeriksaan diagnostik, prosedur operasi, perawatan medis, pemberian obat dan menstabilkan atau pemantauan kondisi tubuh. Hospitalisasi dapat menimbulkan krisis pada kehidupan anak karena ketika di rumah sakit, anak harus menghadapi lingkungan yang asing, pemberian asuhan yang tidak dikenal, dan gangguan terhadap gaya hidup mereka, sehingga anak dapat mengalami kecemasaan akibat perubahan, baik pada status kesehatan maupun lingkungan dalam sehari-hari. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menurunkan kecemasan pada anak yang menjalani hospitalisasi adalah terapi bermain maggalenceng. Maggalencengceng adalah permainan memindah-mindahkan butir-butir batu atau biji buah asem ke dalam lubang-lubang pada sebidang kayu atau plastik. Metode:Penulisan ini, bersifat library research (penelitian pustaka) yang disajikan secara deskriptif melalui beberapa literatur yang relevan dengan tulisan ini. Hasil dan Pembahasan:Terapi bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan efektif untuk mengatasi stress ketika dirawat di rumah sakit. Bermain maggalenceng dapat merangsang keluarnya hormon kebahagiaan, yaitu endorphin dan serotonin. Endorphin tidak saja digunakan untuk merilekskan bagian otot dan saraf, atau sebagai zat imun kita, melainkan juga mampu megurangi rasa sakit. Serotonin adalah zat yang membantu menjaga suasana hati kita dibawah kontrol pikiran, menenangkan kecemasan, dan mengurangi depresi. Kesimpulan:Terapi bermain maggalenceng efektif digunakan sebagai metode untuk menurunkan kecemasan pada anak usia sekolah. Selain mampu mengaktifkan otak anak dan menurunkan kecemasan, maggalenceng juga memiliki nilai kearifan lokal dan mengandung nilai-nilai budaya tradisional Indonesia.
FOAM EKSTRAK DAUN BAKUNG PUTIH (CRINUM ASIATICUM L.) SEBAGAI INOVASI PENYEMBUHANLUKA PADA TIKUS PUTIH JANTAN DIABETES MELITUS Ni Made Ari Widayani; Anisa Hanifatin Rahayu
BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) Vol 7 No 1 (2019): Edisi Januari - Juni 2019
Publisher : Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.464 KB) | DOI: 10.53345/bimiki.v7i1.24

Abstract

Pendahuluan: Komplikasi mikrovaskular yang sering dialami pasien Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan penyembuhan luka. Daun Bakung Putih (Crinum asiaticum L.) memiliki kandungan flavonoid, saponin, dan alkaloid, sedangkan foam bermanfaat untuk menjaga kelembapan luka yang dibutuhkan untuk mempercepat penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh foam dengan ekstrak daun bakung putih, dalam mempercepat kontraksi luka. Metode: Penelitian ini menggunakan desain true experimenta llaboratory in vivo metode yang digunakan yaitu randomized posttes tonly controlled group design dengan jumlah tikus 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok (n=7). Data yang diukur adalah kontraksi luka setelah pemberian dengan rute transdermal, dan dianalisis dengan uji normalitas data, uji homogenitas varian, uji One-way ANOVA, uji Posthoc (ujiTukey) dengan tingkat signifikansi 0,05 (p<0,05) dan taraf kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil: Berdasarkan hasil uji One Way ANOVA, data persentase luas kontraksi luka menunjukan angka signifikasi (p< 0,05), sehingga terbukti terdapat perbedaan persentase luas kontraksi luka yang signifikan antar kelompok uji. Hasil uji post hoc (uji tukey) kontraksi luka kelompok tikus DM dibaluti foam dengan ekstrak daun bakung putih 0.2 g memiliki perbedaan signifikan dengan kelompok tikus DM dibaluti foam tanpa ekstrak (p=0,01; α=0,05). Kesimpulan: Simpulan adalah penggunaan CFD (Crinum asiaticum L.) Foam dengan kandungan ekstrak 0.2 g dapat mempercepat kontraksi luka dibandingkan penggunaan foam tanpa ekstrak dan dengan kandungan ekstrak 2 g, serta 4 g.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP MASYARAKAT DALAM MEMILIH PENGOBATAN ALTERNATIF BEKAM Kasmawati Kasmawati; Syahrul Muharram
BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) Vol 7 No 1 (2019): Edisi Januari - Juni 2019
Publisher : Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (898.559 KB) | DOI: 10.53345/bimiki.v7i1.25

Abstract

Pendahuluan:Saat ini penggunaan pengobatan alternatif semakin banyak diminati, salah satu diantaranya adalah pengobatan alternatif bekam. Selain biayanya relatif murah dan juga karena perawatan media konvensional yang didukung peralatan canggih tidak bisa menjawab semua kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan, banyak cerita-cerita atau kejadian-kejadian di tengah masyarakat yang membuat banyak orang berpaling kepada pengobatan alternatif. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat dalam memilih pengobatan alternatif bekam yaitu faktor ekonomi, faktor budaya, faktor psikologis, faktor pribadi masyarakat, faktor sosial, dan faktor pengetahuan. Metode:Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat dalam metode penyembuhan alternatif bekam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey analitik dengan metode cross sectional study. Penarikan jumlah sampel dengan teknik accidental sampling dengan jumlah 33 responden. Hasil dan Pembahasan:Hasil penelitian berdasarkan nilai mean menunjukkan bahwa terdapat pengaruh faktor pribadi masyarakat terhadap sikap masyarakat dalam memilih pengobatan alternatif bekam dengan nilai mean 13,88; faktor budaya dengan nilai mean 13,79; faktor sosial dengan nilai mean 13,61; faktor psikologis dengan nilai mean 13,48; faktor pengetahuan dengan nilai mean 13,24; dan faktor ekonomi dengan nilai mean 12,33. Adapun faktor tertinggi yang mempengaruhi sikap masyarakat dalam metode penyembuhan alternatif bekam adalah faktor pribadi masyarakat dengan nilai mean 13,88 dan SD 2,46. Kesimpulan:Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat dalam memilih pengobatan alternatif bekam dengan menggunakan uji determinan.
KOMBINASI HABBATUS SAUDA (NIGELLA SATIVA) DAN MADU SEBAGAI ALTERNATIF TOPIKAL PERAWATAN ULKUS DIABETIK Nova Friska
BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) Vol 7 No 1 (2019): Edisi Januari - Juni 2019
Publisher : Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (936.98 KB) | DOI: 10.53345/bimiki.v7i1.26

Abstract

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya terus meningkat setiap tahunnya. Ulkus diabetik adalah salah satu komplikasi yang disebabkan oleh diabetes mellitus. Banyak efek yang ditimbulkan oleh ulkus diabetik diantaranya meningkatnya risiko amputasi, menurunkan kualitas hidup pasien dan risiko harga diri rendah pun rentan terjadi. Banyak metode yang telah digunakan untuk menyelesaikan masalah ulkus diabetik, diantaranya menggunakan ekstrak cacing tanah (Pheretima aspergillum ). Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak cacing tanah dapat meningkatkan persentase kontraksi luka dan densitas akson perifer pada ulkus diabetik. Namun tak semua pasien bersedia melakukan perawatan dengan menggunakan esktrak cacing tanah. Hal tersebut bisa dikarenakan rasa ketidaksukaan yang timbul pada cacing. Oleh karena itu, penelitian terkait perawatan Ulkus diabetik dengan menggunakan habbatus sauda dan madu dapat menjadi salah satu solusi. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tidak menggunakan kombinasi antara keduanya melainkan hanya salah satunya saja. Penulis menawarkan ide berupa kombinasi antara habbatus sauda dan madu sebagai alternatif topikal ulkus diabetik. Dalam melakukan penatalaksanaan ulkus diabetik, terdapat tiga prinsip utama manajemen Ulkus diabetik yaitu debridement, off-loading dan control infeksi. Berdasarkan prinsip utama manajemen Ulkus diabetik, madu berperan dalam prinsip debridement. Madu memiliki sifat yang lembab (moist ) sehingga proses debridement mudah dilakukan serta mempercepat reepitelisasi jaringan. Habbatus sauda berguna dalam proses control infeksi. Kandungan senyawa aktif thymoquinone yang terdapat didalamnya berperan sebagai antibakteri dan antiimflamasi sehingga dapat menjadi antimicrobial pada ulkus diabetic. Sedangkan off-loading tidak menjadi fokus penulis dikarenakan manajemen off-loading bergantung kepada aktivitas pasien dalam keseharian. Kombinasi habbatus sauda dan madu dapat digunakan sebagai alternatif topical dalam perawatan ulkus diabetik dikarenakan pada habbatus sauda dan madu terdapat komponen yang dibutuhkan dalam manajemen ulkus diabetik. Waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan ulkus diabetic menggunakan habbatus sauda dan madu sangat bergantung kepada grade ulkus diabetic, semakin kecil grade ulkus maka semakin cepat proses penyembuhan terjadi. Desain dalam penelitian ini adalah quasy experiment dengan kelompok pembanding (control time series design). Rekomendasi dari penulisan ini adalah adanya penelitian lanjutan terkait kombinasi habbatus sauda dan madu sebagai salah satu alternatif topical untuk mempercepat penyembuhan ulkus diabetik.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT EDEMA SEREBRI PADA CEDERA KEPALA TRAUMATIK Nova Friska
BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) Vol 7 No 1 (2019): Edisi Januari - Juni 2019
Publisher : Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (955.387 KB) | DOI: 10.53345/bimiki.v7i1.27

Abstract

Pemaparan laporan kasus ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan gawat darurat yang telah dilakukan pada pasien dengan edema serebri dengan cedera kepala traumatik. Laporan kasus ini sejalan dengan laporan kasus tentang penanganan kegawatdaruratan pada pasien edema serebri dengan cedera kepala traumatic yang diungkapkan oleh Suyarsa dan Rahardjo (2012). Meskipun terdapat perbedaan utama terkait penanganan lanjutan antara kedua laporan kasus yang didasarkan pada hasil pemeriksaan diagnostik meliputi hasil pemeriksaan head CT Scan. Pasien yang dilaporkan oleh penulis sebelumnya menunjukkan adanya perdarahan subdural regio frontotemporoparietal kanan dan edema serebri berat dengan midline shift sehingga tindakan lanjutan yang akan dilakukan adalah pembedahan. Sedangkan pasien yang akan dilaporkan oleh penulis hanya mengalami edema serebri tanpa pendarahan sehingga penanganan lanjutan berupa rawat intensif dengan farmakoterapi tanpa pembedahan. Tn. A 22 tahun kiriman dari RS Simeulu dengan cedera kepala traumatik. Keluhan utama adalah penurunan kesadaran Tujuan utama penanganan pasien dengan cedera kepala adalah mencegah peningkatan tekanan intracranial. Manajemen intracranial yang telah dilakukan pada Tn. A meliputi pasien diposisikan Head up 30º, terapi oksigen dengan Non-Rebreathing Mask 9L, resusitasi cairan dengan drip NaCl 0,9% 1 kolf, injeksi midazolam (extra) 5 mg1 amp, pemasangan folley cateter, pemasangan OGT ukuran 16, drip manitol 250 cc/ 30 menit dan injeksi citicolin 1 gr/ 12 jam. 1 jam setelah penanganan kegawat daruratan dilakukan pasien menunjukkan perbaikan status hemodinamik yang dipantau melalui monitor. Manajemen asuhan keperawatan gawat darurat pada Tn A. dengan cedera kepala traumatik secara umum sudah dilaksanakan secara optimal yaitu dengan melakukan tindakan kegawat daruratan yang bertujuan mencegah peningkatan TIK serta prognosis pasien semakin membaik selama masa rawatan di IGD
OPTIMALISASI KONSELING REMAJA TERHADAP MASALAH DEPRESI YANG SERING DIALAMI OLEH REMAJA PADA TINGKAT PENDIDIKAN MENENGAH Hans Ivander Pistar Parlindungan Hutahae
BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) Vol 7 No 1 (2019): Edisi Januari - Juni 2019
Publisher : Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.908 KB) | DOI: 10.53345/bimiki.v7i1.28

Abstract

Pendahuluan : Masa remaja adalah masa peralihan, antara anak-anak menuju ke dewasa dan terjadi perubahan secara fisik maupun psikologis menuju kedewasaan. Remaja yang sehat adalah remaja yang tumbuh dalam lingkungan fisik, psikis, dan sosial yang baik, dan hal ini menjadi tanggung jawab orang tua dalam mendidik dan merawat remaja, baik dari sisi fisik, psikis, dan psikososialnya. Mengingat bahwa di masa remaja ini mereka sering mengalami pergolakan emosi atau emosi yang begitu labil, maka orang tua punya peran dalam memerhatikan kondisi anak secara psikis maupun psikososial anak remaja tersebut. Salah satu masalah yang paling sering dialami oleh remaja sampai saat ini adalah depresi. Pembahasan : Depresi adalah gangguan jiwa yang dialami oleh remaja akibat adanya pengaruh tekanan batin yang dapat mengganggu aktivitas normal remaja. Ada berbagai faktor yang menyebabkan remaja tersebut mengalami depresi, antara lain : faktor psikologis, biologis, neuro-imunologis, teori genetik, psikososial, dan perubahan pola tidur. Masalah depresi ini bisa ditangani dengan melakukan konseling yang baik. Konseling adalah kegiatan yang dilakukan antara individu yang satu dengan individu yang lain atau individu yang satu dengan dua atau 3 orang dalam memecahkan masalah pribadi dalam sebuah pertemuan tatap muka. Kesimpulan : Dengan adanya konseling, masalah depresi pada remaja bisa terdeteksi sejak dini dan akan meringankan masalah secara psikologis yang dialami oleh remaja tersebut. Perlu sekali pengoptimalan terhadap gerakan konseling di berbagai sekolah baik untuk siswa/i maupun guru melalui pelatihan konseling yang baik dan bermutu.

Page 1 of 1 | Total Record : 6